Kalimat majemuk setara terdiri dari dua
kalimat dasar yang masing-masing dapat berdiri sendiri. Kedua kalimat dasar tersebut
tidak bergantung pada kalimat yang lain, baik secara struktur maupun makna
kalimat itu. “Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua
kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal disebut
kalimat majemuk setara (koordinatif).”[1] .
Contoh kalimat di bawah ini terdiri dari dua kalimat dasar.
1) Saya makan; dia minum.
Kalimat tersebut terdiri dari dua kalimat
dasar yaitu a) Saya makan dan b) Dia minum. Jika
kalimat a) ditiadakan, kalimat b) masih dapat berdiri sendiri dan tidak
tergantung baik dari segi struktur maupun makna kalimat. Demikian juga, jika
kalimat dasar b) ditiadakan, kalimat dasar b) masih dapat berdiri sendiri
sebagai kalimat tunggal. Kedua kalimat tersebut memiliki kedudukan yang sama di
dalam kalimat majemuk setara.
Hubungan kedua kalimat dasar dalam kalimat
majemuk setara tersebut tidak tampak jelas karena tidak digunakan konjungsi di
antara kedua kalimat dasar tersebut. Hubungan yang paling dekat dengan makna
kalimat majemuk setara tersebut adalah hubungan urutan peristiwa. Konjungsi
yang cocok adalah lalu, lantas, terus, atau kemudian.
1a) Saya makan lalu dia minum.
Jika konjungsi kalimat itu diganti dengan kata tetapi, hubungan
kedua kalimat tersebut akan berubah. Hubungan kalimat yang semula hubungan
urutan peristiwa akan berubah menjadi hubungan pertentangan.
1b) Saya makan, tetapi dia minum.
Jadi, konjungsi mempunyai peranan yang penting
dalam kalimat majemuk. Peranan konjungsi adalah menyatakan hugungan
antarkalimat dasar di dalam kalimat majemuk.
a. Jenis
Kalimat Majemuk setara
Berdasarkan konjungsi yang digunakan, kalimat
majemuk setara dikelompokkan menjadi empat macam.
(1) Kalimat Majemuk Penjumlahan
Kalimat majemuk penjumlahan adalah kalimat
majemuk setara yang menyatakan hubungan penjumlahan. Kalimat majemuk ini
ditandai oleh konjungsi dan, serta, dan lagi pula. Kalimat
yang memiliki konjungsi tersebut menyatakan hubungan penjumlahan dari beberapa
kalimat dasar.
Contoh:
Ibu membersihkan meja dan adik menyapu lantai.
(2) Kalimat Majemuk Pemilihan
Kalimat majemuk pemilihan ini ditandai dengan
konjungsi atau. Jika kaliamt majemuk terdiri lebih dari dua
kalimat dasar, konjungsi atau ditempatkan pada posisi sebelum
kalimat dasar yang terakhir. Kalimat dasar yang pertama dipisahkan dengan tanda
baca koma dari kalimat dasar yang lain.
Contoh:
a. Eri boleh mengikuti ujian tulis atau
ujian lisan.
b. Eri dapat megikuti lomba pembuatan
animasi, pemasangan iklan melalui internet, atau pembuatan desain website.
(3) Kalimat Majemuk Urutan
Kalimat majemuk urutan ini ditandai oleh
konjungsi lalu, lantas, terus, dan kemudian. Kalimat
majemuk yang menggunakan konjungsi tersebut menyatakan hubungan urutan
peristiwa. Jika kalimat majemuk jenis ini terdiri dari tiga kalimat dasar,
dapat menggunakan konjungsi secara serentak atau menggunakan tanda koma dan
konjungsi sebagai pemisah antarkalimat dasar.
Contoh:
a. Seorang pencuri menyelinap di balik
pepohonan, lalu dia mengawasi keadaan di sekelilingnya, lantas ia melihat
seorang anak kecil bermain di halaman rumah, kemudian ia berlari mendatangi
anak kecil itu.
b. Anak kecil itu merasa terancam, dia
menoleh ke rumah, dia berteriak memanggil ibunya, kemudian ia berlari menuju
rumah.
(4) Kalimat Majemuk Perlawanan
Kalimat majemuk perlawanan ditandai oleh
konjungsi tetapi, melainkan, dan sedangkan. Konjungsi
tersebut menyatakan hubungan perlawanan. Namun, masih perlu menggunakan tanda
koma di antara kalimat dasar yang satu dan kalimat dasar yang lain.
Contoh:
Ana membeli baju biru, sedangkan Andi membeli
baju merah.
Kalimat majemuk bertingkat mengandung satu
kalimat dasar yang merupakan inti (utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar
yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat itu. Konjungsi yang
digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat adalah ketika, karena,
supaya, meskipun, jika, dan sehingga.
a. Induk
Kalimat dan Anak Kalimat
Perbedaan induk kalimat dan anak kalimat dapat
dilihat berdasarkan tiga kategori.
1) Kemandirian sebagai Kalimat Tunggal
Induk kalimat mempunyai ciri dapat berdiri
sendiri sebagai kalimat mandiri, sedangkan anak kalimat tidak dapat berdiri
sebagai kalimat tanpa induk kalimat. Hal ini tampak pada contoh berikut.
a) Hujan turun selama tiga hari tiada
henti-hentinya.
b) *Sehingga banjir melanda sawah dan
ladang petani desa itu.
Kalimat a) dapat berdiri sendiri, sedangkan kalimat b) tidak.
2) Konjungsi
Konjungsi digunakan untuk menghubungkan anak
kalimat dengan induk kalimat. Dengan kata lain, anak kalimat ditandai oleh
adanya konjungsi, sedangkan induk kalimat tidak didahului konjungsi.
Saya membaca buku ketika dia datang.
Jika konjungsi dipindahkan di awal kalimat
itu, akan terjadi perubahan baik struktur maupun informasi.
Ketika saya membaca buku, dia datang.
Setelah dipindahkan ke bagian awal, unsur pertama kalimat
tersebut merupakan anak kalimat dan unsur kedua merupakan induk kalimat.
3) Urutan
Anak kalimat yang berfungsi sebagai keterangan
mempunyai kebebasan tempat, kecuali anak kalimat akibat, didahului kata sehingga. Jika
anak kalimat di depan induk kalimat, anak kalimat itu harus dipisahkan dengan
tanda koma dari induk kalimatnya. Anak kalimat yang menempati posisi di
belakang induk kalimat dapat ditempatkan di depan kalimat tanpa perubahan informasi
yang pokok.
Dia mengajukan permintaan kredit investasi kecil karena ingin
meningkatkan perusahaan.
Kalimat tersebut dapat diubah menjadi berikut.
Karena ingin meningkatkan perusahaannya, dia mengajukan
permintaan kredit investasi kecil.
Berdasarkan perannya, anak kalimat dapat dibedakan atas beberapa
jenis.
1) Anak Kalimat Keterangan Waktu
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang
menyatakan waktu seperti ketika, waktu, kala, tatkala, saat, sebelum,
sesudah, dan setelah.
Contoh:
Seorang pengunjung, ketika melihat
seorang anak kesakitan, sempat terisak.
2) Anak Kalimat Keterangan Sebab
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang
menyatakan hubungan sebab, antara lain, sebab, karena, dan lantaran. Konjungsi
ini mengawali bagian anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat.
Contoh:
Karena jatuh
dari sepeda, Andi tidak masuk kuliah.
3) Anak Kalimat Keterangan Akibat
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang
menyatakan pertalian akibat. Konjungsi yang digunakan adalah hingga,
sehingga, maka, akibatnya, dan akhirnya. Anak kalimat
keterangan akibat hanya menempati posisi akhir, terletak di belakang induk
kalimat.
Contoh:
Hujan turun berhari-hari sehingga banjir
besar melanda kota itu.
4) Anak Kalimat Keterangan Syarat
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang
menyatakan hubungan syarat. Konjungsi itu, antara lain, jika, kalau,
apabila, andaikata, dan andaikan.
Contoh:
Jika ingin
berhasil dengan baik, Andi harus belajar dengan tekun.
5) Anak Kalimat Keterangan Tujuan
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang
menyatakan hubungan tujuan. Konjungsi yang digunakan adalah supaya,
agar, untuk, guna, dan demi.
Contoh:
Ana belajar dengan tekun agar lulus
ujian akhir semester.
6) Anak Kalimat Keterangan Cara
Anak kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang
menyatakan cara. Konjungsi tersebut adalah dengan dan dalam.
Contoh:
Pemerintah berupaya meningkatkan ekspor nonmigas dalam mengatasi
pemasaran minyak yang terus menurun.
7) Anak Kalimat Keterangan Pewatas
Anak kalimat ini menyertai nomina, baik nomina
itu berfungsi sebagai subjek, predikat, maupun objek. Konjungsi yang digunakan
adalah yang atau kata penunjuk itu. Anak kalimat
ini berfungsi sebagai pewatas nomina.
Contoh:
Anak yang berbaju hijau mempunyai dua ekor
kucing.
8) Anak Kalimat Pengganti Nomina
Anak kalimat ini ditandai oleh kata bahwa dan
anak kalimat ini dapat menjadi subjek atau objek dalam kalimat transitif.
Contoh:
Ana mengatakan bahwa jeruk itu asam.
3.
PENUTUP
Kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk
bertingkat terdiri dari dua kalimat dasar atau lebih. Kalimat dasar yang
terdapat dalam kalimat majemuk setara dapat berdiri sendiri, sedangkan dalam
kalimat majemuk bertingkat tidak dapat berdiri sendiri. Konjungsi yang
digunakan menjadi perbedaan yang mendasar antara kalimat majemuk setara dan
kalimat majemuk bertingkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar