Rabu, 22 Oktober 2014

fungsi pancasila

– Setiap negara harus mempunyai dasar negara. Dasar negara merupakan fundamen atau pondasi dari bangunan negara. Kuatnya fundamen negara akan menguatkan berdirinya negara itu. Kerapuhan fundamen suatu negara, beraikbat lemahnya negara tersebut. Sebagai dasar negara Indonesia, Pancasila sering disebut sebagai dasar falsafah negara (filosofische gronslag dari negara), Staats fundamentele norm, weltanschauung dan juga diartikan sebagai ideologi negara (staatsidee).
Negara kita Indonesia. Dalam pengelolaan atau pengaturan kehidupan bernegara ini dilandasi oleh filsafat atau ideologi pancasila. Fundamen negara ini harus tetap kuat dan kokoh serta tidak mungkin diubah. Mengubah fundamen, dasar, atau ideology berarti mengubah eksistensi dan sifat negara. Keutuhan negara dan bangsa bertolak dari sudut kuat atau lemahnya bangsa itu berpegang kepada dasar negaranya.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara yaitu Pancasila sebagai dasar dari penyelenggaraan kehidupan bernegara bagi negara Republik Indonesia. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara seperti tersebut di atas, sesuai dengan apa yang tersurat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia 4 antara lain menegaskan: “….., maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalm permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Dengan kedudukan yang istimewa tersebut, selanjutnya dalam proses penyelenggaraan kehidupan bernegara memiliki fungsi yang kuat pula. Pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 menggariskan ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi pancasila dalam proses penyelenggaraan kehidupan bernegara. Berikut ini dikemukakan ketentuan-ketentuan yang menunujukkan fungsi dari masing-masing sila pancasila dalam proses penyelenggaraan kehidupan bernegara.
Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Ketuhanan Yang Maha Esa, yaitu: kehidupan bernegara bagi Negara Republik Indonesia berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa, negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agama serta untuk beribadah menurut agama dan kepercayaannnya, negara menghendaki adanya toleransi dari masing-masing pemeluk agama dan aliran kepercayaan yang ada serta diakui eksistensinya di Indonesia, negara Indonesia memberikan hak dan kebebasan setiap warga negara terhadap agama dan kepercayaan yang dianutnya.
Selanjutnya ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, antara lain : pengakuan negara terhadap hak bagi setiap bangsa untuk menentukan nasib sendiri, negara menghendaki agar manusia Indonesia tidak memeperlakukan sesame manusia dengan cara sewenang-wenang sebagai manifestasi sifat bangsa yang berbudaya tinggi, pengakuan negara terhadap hak perlakuan sama dan sederajat bagi setiap manusia, jaminan kedudukan yang sama dalam hukum dan pemerintahan serta kewajiban menjunjung tinggi hokum dan pemerintahan yang ada bafi setiap warga negara.
Ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Persatuan Indonesia, yaitu: perlindungan negara terhadp segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiba dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, negara mengatasi segala paham golongan dan segala paham perseorangan, serta pengakuan negara terhadap kebhineka-tunggal-ikaan dari bangsa Indonesia dan kehidupannya.
Selanjutnya ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Kerkyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawarata perwakilan, yaitu: penerapan kedaulatan dalam negara Indonesia yang berada di tangan rakyat dan dilakukan oleh MPR, penerapan azas musyawarah dan mufakat dalam pengambilan segala keputusan dalam negara Indonesia, dan baru menggunakan pungutan suara terbanyak bila hal tersebut tidak dapat dilaksanakan, jaminan bahwa seluruh  warga negara dapat memperoleh keadlan yang sama sebagai formulasi negara hokum dan bukan berdasarkan kekuasaan belaka, serta penyelenggaraan kehidupan bernegara yang didasarkan atas konstitusi dan tidak bersifat absolute.
Yang terakhir adalah ketentuan-ketentuan yang menunjukkan fungsi sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, antara lain: negara menghendaki agar perekonomian Indonesia berdasarkan atas azas kekeluaraan, penguasaan cabang-cabang produksi yang penting bagi negara serta menguasai hajat hidup orang banyak oleh negara, negara menghendaki agar kekayaan alam yang terdapat di atas dan di dalam bumi dan air Indonesia dipergunakan untuk kemakmuran rakyat banyak.

penjelasan singkat tentang museum fatahillah

Museum Fatahillah yang juga dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta atau Museum Batavia adalah sebuah museum yang terletak di Jalan Taman Fatahillah No. 2, Jakarta Barat dengan luas lebih dari 1.300 meter persegi Gedung ini dulu adalah sebuah Balai Kota (bahasa Belanda: Stadhuis) yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jendral Johan van Hoorn. Bangunan itu menyerupai Istana Dam di Amsterdam, terdiri atas bangunan utama dengan dua sayap di bagian timur dan barat serta bangunan sanding yang digunakan sebagai kantor, ruang pengadilan, dan ruang-ruang bawah tanah yang dipakai sebagai penjara.Pada tanggal 30 Maret 1974, gedung ini kemudian diresmikan sebagai Museum Fatahillah Arsitektur bangunannya bergaya abad ke-17 bergaya neoklasik dengan tiga lantai dengan cat kuning tanah, kusen pintu dan jendela dari kayu jati berwarna hijau tua. Bagian atap utama memiliki penunjuk arah mata angin.Museum ini memiliki luas lebih dari 1.300 meter persegi. Pekarangan dengan susunan konblok, dan sebuah kolam dihiasi beberapa pohon tua.Objek-objek yang dapat ditemui di museum ini antara lain perjalanan sejarah Jakarta, replika peninggalan masa Tarumanegara dan Pajajaran, hasil penggalian arkeologi di Jakarta, mebel antik mulai dari abad ke-17 sampai 19, yang merupakan perpaduan dari gaya Eropa, Republik Rakyat Tiongkok, dan Indonesia. Juga ada keramik, gerabah, dan batu prasasti. Koleksi-koleksi ini terdapat di berbagai ruang, seperti Ruang Prasejarah Jakarta, Ruang Tarumanegara, Ruang Jayakarta, Ruang Fatahillah, Ruang Sultan Agung, dan Ruang MH Thamrin.Terdapat juga berbagai koleksi tentang kebudayaan Betawi, numismatik, dan becak. Bahkan kini juga diletakkan patung Dewa Hermes(menurut mitologi Yunani, merupakan dewa keberuntungan dan perlindungan bagi kaum pedagang) yang tadinya terletak di perempatan Harmoni dan meriam Si Jagur yang dianggap mempunyai kekuatan magis. Selain itu, di Museum Fatahillah juga terdapat bekas penjara bawah tanah yang dulu sempat digunakan pada zaman penjajahan Belanda.

tujuan rekreasi edukasi

Tujuan Pendidikan Rekreasi
1. Untuk mengembangkan rasa menghargai dan mencintai lingkungan serta melestarikannya.

2. Untuk mengembangkan pengertian dan kemampuan serta pemahaman akan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan dan menggunakan secara bijaksana.

3. Menggugah kesadaran manusia akan pentingnya membina hubungan timbal balik antara manusia dan lingkungannya serta agar semakin mengenal sifat atau karakternya.

4. Membantu mengembangkan secara positif tingkah laku serta hubungan sosial setiap individu.

5. Membantu mengembangkan ilmu pengetahuan tentang praktek hidup yang sehat.

6. Membantu membuat pelajaran di kelas agar menjadi lebih berarti melalui pengalaman langsung dari pengalaman.

7. Membuka peluang membangun kerjasama antar masyarakat sekolah dengan organisasi pelayanan rekreasi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

8. Menumbuhkan dan memperkuat rasa percaya diri dan harga diri yang merupakan pondasi yang kuat untuk menumbuhkan ‘self concept’.

9. Mempererat persaudaraan dan tumbuhnya saling mendukung diantara anggota kelompok.

10. Menambah atau meningkatkan keterampilan dan koordinasi.


advantage and disadvantage of tv commercials

The Advantages
•    Advertising on TV gives you the opportunity to communicate with local, national and even international audiences. This is done in just a short amount of time.
•    TV ads use audio, visuals and actions to convey the message which easily catches the attention of consumers. When messages are conveyed successfully, the ad becomes more credible to the audience.
•    TV ads promote products and services but it’s not about making instant sales. The advantage is that when consumers see the ad a couple of times, they are slowly influenced and persuaded to try the product out.
•    Businesses have the ability to segment and organize their advertisements according to their target market. They can choose to ads to appear in between cartoon shows if they are targeting parents to buy products or services for their children.
•    Small, medium and large size businesses will all benefit from the advertising power of television ads. It can get them the attention they need as well as increase brand awareness for their business.
The Disadvantages
•    The primary disadvantage of TV display advertising is the high costs. TV ads are very expensive. The longer the air time, the more expensive it is. The cost will also depend on what time you choose to telecast your ads. Also, you have to pay for the air time every time the ad is shown.
•    Aside from the expensive air time rates, you also have to pay a team of experts to create the advertisement for you. You will need to hire a script writer, video editor, models or an advertising agency.
•    With TV advertising, a mistake cannot happen. If the script needs to be changed, you will have to re-do the whole shoot and this can be financially draining. Compared to print ads, making changes is a lot cheaper and easier.
•    TV ads can capture consumer attention in just a few seconds. However, this time frame is not enough to give enough information on what you are offering. Because of this, some consumers doubt the credibility of the ads and just ignore it.
•    TV ads should be shown at least five times to be attain message retention and to push for consumer action. Seeing the TV ad once or twice won’t be enough and it’s just a waste of money.

ankle brace

In this era many athletes  use ankle brace to protect their ankle from injury , An ankle brace is a garment that is worn around the ankle to protect it or for immobilization while allowing it to heal. Ankle braces are used to immobilize the joint while providing heat and compression to the bones.whether ankle brace good for health? Let’s see on this essay and we will know people opinion about ankle brace.
Ankle brace is a garment that is worn around the ankle to protect it or for immobilization while allowing it to heal ,and prevent injury for athletes .basketball athletes are many use ankle brace the Most because this sport involves a lot of leg movements are sudden and with full force,The risk of ankle injuries in sports is relatively higher than in other sports.many people especially basketball athletes like use ankle brace because it easy to use and make they comfortable and prevent ankle injury.
Although effective in preventing sprained ankle, but there was concern that the use of ankle brace or ankle often referred to precisely trigger guard knee injury. Ankle brace is considered to restrict the movement of the ankle, so it can not compensate for the movement of the knee,but  the Concerns are now disproved by the results of the research Timothy A McGuine, sports health experts from the University of Wisconsin. The study, published in the American Journal of Sports Medicine involves around 1,500 athletes aged high school basketball. Among the 750 athletes who wear the ankle brace, only 27, who sprained his ankle. This suggests that these accessory effectively prevent ankle injuries, as in the group who did not wear the ankle brace 78 is twisted there.The risk of knee injury also did not experience significant improvement due to the use of the ankle brace. In the group who wear, knee injuries suffered by athletes while in the group of 15 who were not on the injury suffered by the 13 athletes.
 In other hand  the ankle brace is still difficult to make athletes move and hold their knees and increase the risk of injury to the knee, and that material is too hard , it is better advised to practice and warm up before the match started more leverage because it can reduce the effect of injury is more serious and more free to move even without ankle brace.
if you want to keep wearing ankle brace, consider the rules for use and maintenance, as well as recommended,choose good material, for every matches do not always wear the ankle brace because it will harm the knee due to a greater risk of injury, preferably warm up enough before the start of the match and stay focused on  match.
In conclusion  is that the ankle brace can prevent ankle injuries in basketball athletes and other athletes, however, reversed gains to wear ankle braces are also disadvantages that can add to the knee injury because detention on foot by the ankle ankle brace, it is better not to use the ankle brace every time a match, and maximally warm up before the game starts because it will be more effective in reducing injury to the ankle foot, and do not forget to stay focused because if just warming up before the match, the focus will not be a fatal injury to the ankle foot. Severe injury can make the player have to break from the match and spend the day in the hospital and lost a lot of time to practice. ankle brace use wisely because although it can help in preventing injuries could have been one bit or ignore the rules of use it will get even fatal injury.






definition of basketball

Basketball is a sport played by two teams of five players on a rectangular court. The objective is to shoot a ball through a hoop 18 inches (46 cm) in diameter and 10 feet (3.0 m) high mounted to a backboard at each end. Basketball is one of the world's most popular and widely viewed sports.[1]
A team can score a field goal by shooting the ball through the basket during regular play. A field goal scores two points for the shooting team if a player is touching or closer to the basket than the three-point line, and three points (known commonly as a 3 pointer or three) if the player is behind the three-point line. The team with the most points at the end of the game wins, but additional time (overtime) may be issued when the game ends with a draw. The ball can be advanced on the court by bouncing it while walking or running or throwing it to a team mate. It is a violation to move without dribbling the ball, to carry it, or to hold the ball with both hands then resume dribbling.
Violations are called "fouls". A personal foul is penalized, and a free throw is usually awarded to an offensive player if he is fouled while shooting the ball. A technical foul may also be issued when certain infractions occur, most commonly for unsportsmanlike conduct on the part of a player or coach. A technical foul gives the opposing team a free throw, and the opposing team also retains possession of the ball.
As well as many techniques for shooting, passing, dribbling and rebounding, basketball has specialized player positions and offensive and defensive structures (player positioning). Typically, the tallest and strongest members of a team will play the center or power forward positions, while slightly shorter and more agile players will play small forward, and the shortest players or those who possess the best ball handling skills and speed play point guard or shooting guard.


global warming



Throughout its long history, Earth has warmed and cooled time and again. Climate has changed when the planet received more or less sunlight due to subtle shifts in its orbit, as the atmosphere or surface changed, or when the Sun’s energy varied. But in the past century, another force has started to influence Earth’s climate: humanity
How does this warming compare to previous changes in Earth’s climate? How can we be certain that human-released greenhouse gases are causing the warming? How much more will the Earth warm? How will Earth respond? Answering these questions is perhaps the most significant scientific challenge of our time.

Global warming is the unusually rapid increase in Earth’s average surface temperature over the past century primarily due to the greenhouse gases released as people burn fossil fuels. The global average surface temperature rose 0.6 to 0.9 degrees Celsius (1.1 to 1.6° F) between 1906 and 2005, and the rate of temperature increase has nearly doubled in the last 50 years. Temperatures are certain to go up further.

Earth’s temperature begins with the Sun. Roughly 30 percent of incoming sunlight is reflected back into space by bright surfaces like clouds and ice. Of the remaining 70 percent, most is absorbed by the land and ocean, and the rest is absorbed by the atmosphere. The absorbed solar energy heats our planet.
As the rocks, the air, and the seas warm, they radiate “heat” energy (thermal infrared radiation). From the surface, this energy travels into the atmosphere where much of it is absorbed by water vapor and long-lived greenhouse gases such as carbon dioxide and methane.
When they absorb the energy radiating from Earth’s surface, microscopic water or greenhouse gas molecules turn into tiny heaters— like the bricks in a fireplace, they radiate heat even after the fire goes out. They radiate in all directions. The energy that radiates back toward Earth heats both the lower atmosphere and the surface, enhancing the heating they get from direct sunlight.
This absorption and radiation of heat by the atmosphere—the natural greenhouse effect—is beneficial for life on Earth. If there were no greenhouse effect, the Earth’s average surface temperature would be a very chilly -18°C (0°F) instead of the comfortable 15°C (59°F) that it is today.

The enhanced greenhouse effect
What has scientists concerned now is that over the past 250 years, humans have been artificially raising the concentration of greenhouse gases in the atmosphere at an ever-increasing rate, mostly by burning fossil fuels, but also from cutting down carbon-absorbing forests. Since the Industrial Revolution began in about 1750, carbon dioxide levels have increased nearly 38 percent as of 2009 and methane levels have increased 148 percent.
The atmosphere today contains more greenhouse gas molecules, so more of the infrared energy emitted by the surface ends up being absorbed by the atmosphere. Since some of the extra energy from a warmer atmosphere radiates back down to the surface, Earth’s surface temperature rises. By increasing the concentration of greenhouse gases, we are making Earth’s atmosphere a more efficient greenhouse.

fungsi bahasa secara umum

  Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Tujuan dari bahasa itu sendiri adalah menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya dengan segala bentuk masyarakat.
           Bahasa memiliki beberapa fungsi yang dapat dibagi menjadi fungsi umum dan fungsi khusus. Fungsi bahasa secara umum adalah sebagai alat untuk berekspresi, berkomunikasi, dan alat untuk mengadakan integrasi-interaktif dan adaptasi sosial. Sedangkan fungsi bahasa secara khusus adalah untuk mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari, mewujudkan seni (sastra), mempelajari naskah-naskah kuno, dan untuk mengeksploitasi ilmu pengetahuan dan teknologi.

           Hasil Perumusan Seminar Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975 antara lain menegaskan bahwa dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu berbagai-bagai masyarakat yang berbeda-beda latar belakang sosial budaya dan bahasanya, dan (4) alat perhubungan antarbudaya antardaerah.
          Sebagai lambang kebanggaan nasional, bahasa Indonesia ‘memancarkan’ nilai-nilai sosial budaya luhur bangsa Indonesia. Dengan keluhuran nilai yang dicerminkan bangsa Indonesia, kita harus bangga dengannya; kita harus menjunjungnya; dan kita harus mempertahankannya. Sebagai realisasi kebanggaan kita terhadap bahasa Indonesia, kita harus memakainya tanpa ada rasa rendah diri, malu, dan acuh tak acuh. Kita harus bngga memakainya dengan memelihara dan mengembangkannya.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia merupakan ‘lambang’ bangsa Indonesia. Ini beratri, dengan bahasa Indonesia akan dapat diketahui siapa kita, yaitu sifat, perangai, dan watak kita sebagai bangsa Indonesia. Karena fungsinya yang demikian itu, maka kita harus menjaganya jangan sampai ciri kepribadian kita tidak tercermin di dalamnya. Jangan sampai bahasa Indonesia tidak menunjukkan gambaran bangsa Indonesia yang sebenarnya.
         Dengan fungsi yang ketiga memungkinkan masyarakat Indonesia yang beragam latar belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama. Dengan bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan serasi hidupnya, sebab mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi ‘dijajah’ oleh masyarakat suku lain. Apalagi dengan adanya kenyataan bahwa dengan menggunakan bahasa Indonesia, identitas suku dan nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak bergoyah sedikit pun. Bahkan, bahasa daerah diharapkan dapat memperkaya khazanah bahasa Indonesia.
           Dengan fungsi keempat, bahasa Indonesia sering kita rasakan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Bayangkan saja apabila kita ingin berkomunikasi dengan seseorang yang berasal dari suku lain yang berlatar belakang bahasa berbeda, mungkinkah kita dapat bertukar pikiran dan saling memberikan informasi? Bagaimana cara kita seandainya kita tersesat jalan di daerah yang masyarakatnya tidak mengenal bahasa Indonesia? Bahasa Indonesialah yang dapat menanggulangi semuanya itu. Dengan bahasa Indonesia kita dapat saling berhubungan untuk segala aspek kehidupan. Bagi pemerintah, segala kebijakan dan strategi yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, dan kemanan (disingkat: ipoleksosbudhankam) mudah diinformasikan kepada warganya. Akhirnya, apabila arus informasi antarkita meningkat berarti akan mempercepat peningkatan pengetahuan kita. Apabila pengetahuan kita meningkat berarti tujuan pembangunan akan cepat tercapai

penjelasan tentang topik,tema,judul




TOPIK
 
Kalimat topik adalah kalimat yang paling terpenting dalam sebuah paragraph karena merupakan ide utama dalam paragraph tersebut. Topik juga mengontrol dan membatasi ide yang didiskusikan dalam paragraph. Kalimat topik dibagi menjadi dua bagian yaitu topik dan pengontrol ide, sedangkan topik adalah subject yang kita bicarakan.
Syarat topik yang baik,adalah :
a. Topik harus menarik perhatian penulis.
Topik yang menarik perhatian akan memotivasi pengarang penulis secara terus-menerus mencari data-data untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.Penulis akan didorong agar dapat menyelesaikan tulisan itu sebaik-baiknya.Suatu topik sama sekali tidak disenangi penulis akan menimbulkan kesalahan.Bila terdapat hambatan ,penulis tidak akan berusaha denngan sekuat tenaga untuk mengumpulkan data dan fakta yang akan digunakan untuk memecahka masalah.
b. Diketahui oleh penulis.
Penulis hendaklah mengerti atau mengetahui meskipun baru prinsip-perinsip ilmiahnya.
Contoh:
 
• Mencari sumber-sumber data .
• Metode atau penerapan yang digunakan.
• Metode analisis yang akan digunakan.
• Buku-buku referensi yang digunakan.
c. Jangan terlalu baru,jangan terlalu teknis dan jangan terlalu kontroversial.
Bagi penulis pemula,topik yang baru kemungkinan belum ada referensinya dalam kepustakaan.Topik yang terlalu teknis kemungkinan dapat menjebak penulis bila tidak benar-benar menguasai bahan penulisannya.Topik yang kontroversial akan menimbulkan kesulitan untuk bertindak secara objektif.
d. Bermanfaat.
Topik yang dipilih hendaknya bermanfaat. Ditinjau dari segi akademis dapat mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat berguna dalam ehidupan sehari-hari maupun dari segi praktis.
e. Jangan terlau luas.
Penulis harus membatasi topik yang akan ditulis.Setipa penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya cukup sempit dan berbatas untuk digarap sehingga tulisannya dapat terfokus.
f. Topik yang dipilih harus berada disekitar kita.
g. Topik yang dipilih harus yang menarik.
h. Topik yang dipilih ruang lingkup sempit dan terbatas.
i. Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif.
j. Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya. topik yang di pilih jangan terlalu baru.
k. Topik yang dipilih memiliki sumber acuan.
Cara pembatasan Topik yaitu :
Pembatasann topik sekurang-kurangnya dapat membantu pengarang dalam beberapa hal:
• Memungkinkan pennulis penuh dengan keyakinan dan kepercayaan bahwa topik tersebut benar-benar diketahuinya.
• Memungkinkan penulis mengadakan penelitian lebih intensif mengenai masalahnya.
Cara membatasi sebuah topik dapat dilakukan dengan cara;
a. Tetapkanlah topik dalam kedudukan central.
Contoh; Komunikasi.
b.Ajukan pertanyaan apakah topik tersebut masih dapat dirinci , bila dapat tetapkan lah.
c.Tetpkanlah yang mana subtopik yang akan dipilih
d. Ajukan pertanyaan apakah subtopik yang dipilih masih dapat dirinci lebih lanjut.

TEMA
Tema merupakan suatu gagasan pokok atau ide pikiran dalam membuat suatu tulisan. Di setiap tulisan pastilah mempunyai sebuah tema, karena dalam sebuah penulisan dianjurkan harus memikirkan tema apa yang akan dibuat. Dalam menulis cerpen,puisi,novel,karya tulis, dan berbagai macam jenis tulisan haruslah memiliki sebuah tema. Jadi jika diandaikan seperti sebuah rumah, tema adalah atapnya. Tema juga hal yang paling utama dilihat oleh para pembaca sebuah tulisan. Jika temanya menarik, maka akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut.
Syarat Tema yang baik, adalah :
1. Tema menarik perhatian penulis.
Tema yang menarik perhatian penulis akan memungkinkan penulis berusaha terus- menerus mencari data untuk memecahakan masalah-masalah yang dihadapi, penulis akan didorong terus-menerus agar dapat menyelesaikan karya tulis itu sebaik-baiknya.
2. Tema dikenal/diketahui dengan baik.
Maksudnya bahwa sekurang-kurangnya prinsip-prinsip ilmiah diketahui oleh penulis. Berdasarkan prinsip ilmiah yang diketahuinya, penulis akan berusaha sekuat tenaga mencari data melalui penelitian, observasi, wawancara, dan sebagainya sehingga pengetahuannya mengenai masalah itu bertambah dalam. Dalam keadaan demikian, disertai pengetahuan teknis ilmiah dan teori ilmiah yang dikuasainya sebagai latar belakang masalah tadi, maka ia sanggup menguraikan tema itu sebaik-baiknya.
3. Bahan-bahannya dapat diperoleh.
Sebuh tema yang baik harus dapat dipikirkan apakah bahannya cukup tersedia di sekitar kita atau tidak. Bila cukup tersedia, hal ini memungkinkan penulis untuk dapat memperolehnya kemudian mempelajari dan menguasai sepenuhnya.
4. Tema dibatasi ruang lingkupnya.
Tema yang terlampau umum dan luas yang mungkin belum cukup kemampuannya untuk menggarapnya akan lebih bijaksana kalau dibatasi ruang lingkupnya.

JUDUL
Judul adalah perincian atau penjabaran dari topik. Judul lebih spesifik dan sering telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. Judul juga merupakan nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita, dan lain-lain; identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersipat menjelaskan diri dan yang manarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah (lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan.
Ada yang mendefinisikan Judul adalah lukisan singkat suatu artikel atau disebut juga miniatur isi bahasan. Judul hendaknya dibuat dengan ringkas, padat dan menarik. Judul artikel diusahakan tidak lebih dari lima kata, tetapi cukup menggambarkan isi bahasan. Judul tidak harus sama dengan topik. Jika topik sekaligus menjadi judul, biasanya karangan akan bersifat umum dan ruang lingkupnya sangat luas. Judul dibuat setelah selesai menggarap tema, shingga bisa terjamin bahwa judul itu cocok dengan temanya. Sebuah judul yang baik akan merangsang perhatian pembaca dan akan cocok dengan temanya.
Judul hanya menyebut ciri-ciri yang utama atau yang terpenting dari karya itu, sehingga pembaca sudah dapat membayangkan apa yang akan diuraikan dalam karya itu. Ada judul yang mengungkapkan maksud pengarang, misalnya dalam sebuah laporan eksposisi, contohnya : “Suatu Penelitian tentang Korelasi antara Kejahatan Anak-anak dan Tempat Kediaman yang Tidak Memadai.
Judul karangan sedapat-dapatnya 
a.. singkat dan padat,
 
b. menarik perhatian, serta
 
c. menggambarkan garis besar (inti) pembahasan.
Syarat Judul yang baik, yaitu :
a. Asli
Jangan menggunakan judul yang sudah pernah ada, bila terpaksa dapat dicarikan sinonimnya.
b. Relevan
Setelah menulis,baca ulang karangan anda, lalu carilah judul yang relevan dengan karangan anda ( harus mempunyai pertalian dengan temanya, atau ada pertalian dengan beberapa bagian penting dari tema tersebut).
c. Provokatif
Judul tidak boleh terlalu sederhana, sehingga(calon) pembaca sudah dapat menduga isi karangan anda, kalau(calon) pembaca sudah dapat menebak isinya tentu karangan anda sudah tidak menarik lagi.
d. Singkat
Judul tidak boleh bertele-tele, harus singkat dan langsung pada inti yang ingin dibicarakan sehingga maksud yang ingin disampaikan dapat tercermin lewat judul.
e. Harus bebentuk frasa
f. Awal kata harus huruf kapital kecuali preposisi dan konjungsi,
g. Tanpa tanda baca di akhir judul karangan,
h. Menarik perhatian,
i. Logis,
j. Sesuai dengan isi.
Judul dibagi menjadi dua,yaitu :
1. Judul langsung :
Judul yang erat kaitannya dengan bagian utama berita, sehingga hubugannya dengan bagian utama nampak jelas.
2. Judul tak langsung :
Judul yang tidak langsung hubungannya dengan bagian utama berita tapi tetap menjiwai seluruh isi karangan atau berita.
Dari penjelasan yang sudah saya berikan, saya harapakan sekarang para pembaca dapat membedakan secara jelas antara tema, topic, dan judul.


technology in classroom

Technology in classroom
The proliferation of technology has transformed modern society on many levels. In the classroom, technology is changing the way children learn, educators teach and how teachers and students communicate with one another. While technology provides greater access to information and new ways for students to learn, it can become a crutch hindering creative problem solving and cognitive development.Given the rise of technology in the classroom, we are faced with a dilemma: Does technology provide our students with experience they need to succeed in the 21st century, or does it hinder them from developing valuable skills that are only attainable through human interaction?One approach, illustrated by New Tech Network high schools, aims to completely immerse students in technology to help them develop modern-day skills. These schools believe that full access to technology, including computers and the Internet, enables students to become self-directed learners. The goal is to help students develop the research and analysis skills they'll need later in life, rather than depending on teachers or textbooks for knowledge and direction.Other arguments in favor of technology in the classroom include:• Exposing children to technology at an early age prepares them for college and the workforce where knowledge of technology is essential for success. 
• Technology fosters connections between people and information, no matter where they are in the world, giving students access to resources around the globe.
• Because children frequently absorb information through technology in their day-to-day lives, they may be more motivated and interested in lessons when technology is used as a teaching tool.
At the opposite end of the spectrum, the Association of Waldorf Education in North America emphasizes hands-on experiences through music, dance and writing, as they believe these experiences cultivate a love of learning and help to develop students' intellectual, emotional and spiritual capacities. Take, for example, the Waldorf School of the Peninsula, based in Silicon Valley -- the heart of technological innovation. It's a school that likely has the funds and resources to provide classroom technology; in fact, three-quarters of the students' parents work for high-tech companies like Google, Apple and Yahoo. And yet, the school doesn't allow computers in the classroom and prefers students not use them at home. Parents and teachers believe that meaningful engagement comes first and foremost from teachers and peers, and that computers and technology are more distraction than resource.

Other arguments against technology in the classroom include:
• Online instructional videos and programs don't compare to classroom discussions where students have the opportunity to ask questions and hear the opinions of their peers and teachers.
• There is a level of interaction through an active classroom discussion that you simply can't replicate on a computer screen.
• It's imperative that students learn how to socialize without technology. It's often through engagement with teachers that children learn valuable life lessons such as respect, manners and self-esteem.
• Teachers are one of the most important factors in a student's development and ability to succeed.
Technology in the classroom also presents a question about how our nation's education dollars should be spent. President Obama's 2012 budget proposed to create an Advanced Research Projects Agency for Education to fund projects aimed to transform teaching and learning in the same way that the Internet, GPS and robotics have transformed commerce, travel and warfare. At the same time, many classrooms lack even the most basic supplies. How we view technology in the classroom will help to determine our funding priorities.


Ragam bahasa

Ragam bahasa
Yang dimaksud dengan ragam atau variasi bahasa adalah bentuk atau wujud bahasa yang ditandai oleh ciri-ciri linguistik tertentu, seperti fonologi, morfologi, dan sintaksis. Di samping ditandai oleh cirri-ciri linguistik, timbulnya ragam bahasa juga ditandai oleh cirri-ciri nonlinguistic, misalnya, lokasi atau tempat penggunaannya, lingkungan sosial pemakaiannya, dan lingkungan keprofesian pemakai bahasa yang bersangkutan.
Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan antara lain atas:
§  Ragam bahasa undang-undang
§  Ragam bahasa jurnalistik
§  Ragam bahasa ilmiah
§  Ragam bahasa sastra
Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas:
1.     Ragam Lisan
Ragam bahasa lisan adalah bahan yang dihasilkan alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar. Dalam ragam lisan, kita berurusan dengan tata bahasa, kosakata, dan lafal. Dalam ragam bahasa lisan ini, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, air muka, gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide. Contoh ragam lisan antara lain meliputi:
§  Ragam bahasa cakapan
§  Ragam bahasa pidato
§  Ragam bahasa kuliah
§  Ragam bahasa panggung
Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
a.    Memerlukan kehadiran orang lain
b.    Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap
c.    Terikat ruang dan waktu
d.    Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara
Kelebihan ragam bahasa lisan :
a.    Dapat disesuaikan dengan situasi.
b.    Faktor efisiensi.
c.    Faktor kejelasan karena pembicara menambahkan unsure lain berupa tekan dan gerak anggota badan agah pendengar mengerti apa yang dikatakan seperti situasi, mimik dan gerak-gerak pembicara.
d.    Faktor kecepatan, pembicara segera melihat reaksi pendengar terhadap apa yang dibicarakannya.
e.    Lebih bebas bentuknya karena faktor situasi yang memperjelas pengertian bahasa yang dituturkan oleh penutur.
f.     Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan dan penafsiran dari informasi audit, visual dan kognitif.
Kelemahan ragam bahasa lisan :
a.    Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat frase-frase sederhana.
b.    Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
c.    Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan.
d.    Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.
2.     Ragam Tulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Dalam ragam tulis, kita berurusan dengan tata cara penulisan (ejaan) di samping aspek tata bahasa dan kosa kata. Dengan kata lain dalam ragam bahasa tulis, kita dituntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca dalam mengungkapkan ide. Contoh ragam lisan antara lain meliputi:
§  Ragam bahasa teknis
§  Ragam bahasa undang-undang
§  Ragam bahasa catatan
§  Ragam bahasa surat
Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
a.    Tidak memerlukan kehaduran orang lain.
b.    Unsur gramatikal dinyatakan secara lengkap.
c.    Tidak terikat ruang dan waktu
d.    Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
Kelebihan ragam bahasa tulis :
a.    Informasi yang disajikan bisa dipilih untuk dikemas sebagai media atau materi yang menarik dan menyenangkan.
b.    Umumnya memiliki kedekatan budaya dengan kehidupan masyarakat.
c.    Sebagai sarana memperkaya kosakata.
d.    Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud, membeberkan informasi atau mengungkap unsur-unsur emosi sehingga mampu mencanggihkan wawasan pembaca.
Kelemahan ragam bahasa tulis :
a.    Alat atau sarana yang memperjelas pengertian seperti bahasa lisan itu tidak ada akibatnya bahasa tulisan harus disusun lebih sempurna.
b.    Tidak mampu menyajikan berita secara lugas, jernih dan jujur, jika harus mengikuti kaidah-kaidah bahasa yang dianggap cenderung miskin daya pikat dan nilai jual.
c.    Yang tidak ada dalam bahasa tulisan tidak dapat diperjelas/ditolong, oleh karena itu dalam bahasa tulisan diperlukan keseksamaan yang lebih besar.
Ragam bahasa menurut hubungan antarpembiacra dibedakan menurut akrab tidaknya pembicara
§  Ragam bahasa resmi
§  Ragam bahasa akrab
§  Ragam bahasa agak resmi
§  Ragam bahasa santai
§  dan sebagainya
Ragam Bahasa Berdasarkan Penutur
1.     Ragam bahasa berdasarkan daerah disebut ragam daerah (logat/dialek). 
Luasnya pemakaian bahasa dapat menimbulkan perbedaan pemakaian bahasa. Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang tinggal di Jakarta berbeda dengan bahasa Indonesia yang digunakan di Jawa Tengah, Bali, Jayapura, dan Tapanuli. Masing-masing memilikiciri khas yang berbeda-beda. Misalnya logat bahasa Indonesia orang Jawa Tengah tampak padapelafalan/b/pada posisiawal saat melafalkan nama-nama kota seperti Bogor, Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.
2.     Ragam bahasa berdasarkan pendidikan penutur. 
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh kelompok penutur yang berpendidikan berbeda dengan yang tidak berpendidikan, terutama dalam pelafalan kata yang berasal dari bahasa asing, misalnya fitnah, kompleks,vitamin, video, film, fakultas. Penutur yang tidak berpendidikan mungkin akan mengucapkan pitnah, komplek, pitamin, pideo, pilm, pakultas. Perbedaan ini juga terjadi dalam bidang tata bahasa, misalnya mbawa seharusnya membawa, nyari seharusnya mencari. Selain itu bentuk kata dalam kalimat pun sering menanggalkan awalan yang seharusnya dipakai.
contoh:
1) Ira mau nulis surat à Ira mau menulis surat
2) Saya akan ceritakan tentang Kancil à Saya akan menceritakan tentang Kancil.
3.     Ragam bahasa berdasarkan sikap penutur. Ragam bahasa dipengaruhi juga oleh setiap penutur terhadap kawan bicara (jika lisan) atau sikap penulis terhadap pembawa (jika dituliskan) sikap itu antara lain resmi, akrab, dan santai. Kedudukan kawan bicara atau pembaca terhadap penutur atau penulis juga mempengaruhi sikap tersebut. Misalnya, kita dapat mengamati bahasa seorang bawahan atau petugas ketika melapor kepada atasannya. Jika terdapat jarak antara penutur dan kawan bicara atau penulis dan pembaca, akan digunakan ragam bahasa resmi atau bahasa baku. Makin formal jarak penutur dan kawan bicara akan makin resmi dan makin tinggi tingkat kebakuan bahasa yang digunakan. Sebaliknya, makin rendah tingkat keformalannya, makin rendah pula tingkat kebakuan bahasa yang digunakan.