Pengertian enterpreneurship
adalah proses menciptakan sesuatu nilai yang berbeda
dengan mencurahkan waktu dan upaya yang diperlukan, memikul risiko-risiko
finansial, psikis dan sosial yang menyertai, serta menerima
penghargaan/imbalanmoneter dan kepuasan pribadi.
Ruang lingkup dan proses terbentuknya
Ruang lingkup kewirausahaan sangat luas . Secara
umum, ruang lingkup kewirausahaan adalah bergerak dalam bisnis. Jika diuraikan
secara rinci ruang lingkup kewirausahaan, bergerak dalam bidang:
1. Lapangan agraris
- Pertanian
- Perkebunan dan kehutanan
2. Lapangan perikanan
- Pemeliharaan ikan
- Penetasan ikan
- Makanan ikan
- Pengangkutan ikan
3. Lapangan peternakan
- Bangsa burung atau unggas
- Bangsa binatang menyusui
4. Lapangan perindustrian dan kerajinan
- Industri besar
- Industri menengah
- Industri kecil
- Pengrajin
5. Lapangan perkebunan
6. Lapangan pertambangan dan energy
7. Lapangan perdagangan
8. Lapangan pemberi jasa
A. Kewirausahaan
adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha meningkatkan hasil
karyanya
B. Kewirausahaan
adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang-peluang memenuhi kebutuhan
dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka
kendalikan (Robin, 1996).
C.Kewirausahaan adalah proses dinamis untuk
menciptakan tambahan kemakmuran.
D. Analisis
produk dan proses produksi secara mendalam. Analisa ini sangat penting untuk
menjamin apakah jumlah dan kulaitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak
Disiplin ilmu dan perkembangan di berbagai sudut
Ilmu kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu
yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), dan perilaku seseorang
dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai
resiko yang mungkin dihadapinya. Dalam konteks bisnis, menurut ThomasW.
Zimmerer (1996), kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses
sistematis penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memenuhi kebutuhan dan
peluang di pasar.
Sejalan dengan tuntutan perubahan yang cepat pada
paradigma pertumbuhan yang wajar dan perubahan ke arah globalisasi yang
menuntut adanya keunggulan, pemerataan, dan persaingan, maka dewasa sedang
terjadi perubahan paradigma pendidikan. Pendidikan kewirausahaan telah
diajarkan sebagai suatu displin ilmu tersendiri yang independen.[1] Hal itu
menurut Soeharto Prawirokusuma (1997) dikarenakan,
- Kewirausahaan berisi "body of knowledge" yang utuh dan nyata (distinctive), yaitu ada teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.
- Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi "venture start-up" dan "venture-growth", ini tidak jelas masuk dalam kerangka pendidikan manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha.
- Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri
Disiplin ilmu kewirausahaan dalam perkembangannya
mengalami evolusi yang pesat, yaitu berkembang bukan hanya pada dunia usaha
semata melainkan juga pada berbagai bidang seperti bidang industri,
perdagangan, pendidikan, kesehatan, dan institusi- institusi lainnya, misalnya
birokrasi pemerintah, perguruan tinggi, dan swadaya lainnya.
Teori Life Path Change
Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja
(1990), tidak semua wirausaha lahir dan berkembang mengikuti jalur yang
sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak
memaluli proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh:
a. Negative displacement
Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara
dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau mengalami kebosanan
selam bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena
sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya.
b. Being between things
Orang-orang yang baru keluar dari ketentaan,
sekolah, atau penjara, kadangkala merasa seperti memasuki dunia baru yang belum
mereka mengerti dan kuasai. Keadaan ini membuat mereka seakan berada di
tengah-tengah dari dua dunia yang berbeda, namun mereka tetap harus berjuanfa
menjaga kealngsungan hidupnya. Di sinilah biasanya pilihan menjadi wirausahaa
muncul karena dengan menjadi wirausahan mereka bekerja dengan mengandalkan diri
sendiri.
c. Having positive pull
Terdapat juga orang-orang yang mendapat dukungan
membuka usaha dari mitra kerja, investor, pelanggan, atau mentor. Dukungan
memudahkan mereka dalam mengantisipasi peluang usaha, selain itu juga
menciptakan rasa aman dari risiko usaha. Seorang mantan manajer di sebuah
perusahan otomotif, misalnya, yang memutuskan untuk masuk ke bisnis suku cadang
otomotif, misalnya dengan bahan baku ban bekas, seperti stopper back door,
engine mounting, atau mufler mounting. Perusahaan otomotif tersebut memberi
dukungan dengan menampung produk mantan manajernya tersebut.
Teori Goal Directed
Behavior
Menurut Wolman (1973), seseorang dapat saja menjadi
wirausaha karena termotivasi untuk mencapai tujuan tertentu. Teori ini disebut
dengan Goal Directed Behavior.
Teori ini hendak menggambarkan bagaimana seseorang
tergerak menjadi wirausaha, motivasinya dapat terlihat langkah-langkahnya dalam
emncapai tujuan (goal directed behavior). Diawali dari adanya dorongan need,
kemudian goal directed behavior, hingga tercapainya tujuan. Sedangkan need itu
sendiri dari skema muncul karena adanya deficit dan ketidakseimbangan tertentu
pada diri individu yang bersangkutan (wirausaha).
.
Teori Outcome Expectancy
Bandura (1986) menyatakan bahwa outcome expectancy
bukan suatu perilaku tetapi keyakinan tentang konskuensi yang diterima setelah
seseorang melakukan suatu tindakan tertentu.
Tujuan terbentuknya enterpreneurship
a. Meningkatkan jumlah para wirausaha yang
berkualitas
b. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para
wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat
c. Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan
kemampuan entrepreneurship dikalangan pelajar dan masyarakat yang mampu,
handal, dan unggul
d. Menumbuhkembangkan kesadaran dan orientasi
kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap para siswa dan masyarakat
Faktor- Faktor pemicu enterpreneurship
Menurut David C. McCelland, faktor yang memicu
seseorang menjadi entrepreneur adalah:
+ Motif berprestasi (achievement)
+ Optimisme (optimism)
+ Sikap-sikap nilai (value attitudes)
+ Status kewirausahaan (entrepreneurial status)
http://medinadenis.wordpress.com/2014/03/26/entrepreneur-kewirausahaan/