Sabtu, 29 Maret 2014

definisi enterpreneurship,ruang lingkup,dan disiplin ilmu



Pengertian enterpreneurship
adalah proses menciptakan sesuatu nilai yang berbeda dengan mencurahkan waktu dan upaya yang diperlukan, memikul risiko-risiko finansial, psikis dan sosial yang menyertai, serta menerima penghargaan/imbalanmoneter dan kepuasan pribadi.
Ruang lingkup dan proses terbentuknya
Ruang lingkup kewirausahaan sangat luas . Secara umum, ruang lingkup kewirausahaan adalah bergerak dalam bisnis. Jika diuraikan secara rinci ruang lingkup kewirausahaan, bergerak dalam bidang:
1.  Lapangan agraris
  • Pertanian
  • Perkebunan dan kehutanan
2.   Lapangan perikanan
  • Pemeliharaan ikan
  • Penetasan ikan
  • Makanan ikan
  • Pengangkutan ikan
3.  Lapangan peternakan
  • Bangsa burung atau unggas
  • Bangsa binatang menyusui
4.  Lapangan perindustrian dan kerajinan
  • Industri besar
  • Industri menengah
  • Industri kecil
  • Pengrajin
5.  Lapangan perkebunan
6.  Lapangan pertambangan dan energy
7.  Lapangan perdagangan
8.  Lapangan pemberi jasa
A.  Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha meningkatkan hasil karyanya
B.  Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang-peluang memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka kendalikan (Robin, 1996).
C.Kewirausahaan adalah proses dinamis untuk menciptakan tambahan kemakmuran.
D. Analisis produk dan proses produksi secara mendalam. Analisa ini sangat penting untuk menjamin apakah jumlah dan kulaitas produk yang dihasilkan memadai atau tidak

Disiplin ilmu dan perkembangan di berbagai sudut
Ilmu kewirausahaan merupakan suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang nilai, kemampuan (ability), dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai resiko yang mungkin dihadapinya. Dalam konteks bisnis, menurut ThomasW. Zimmerer (1996), kewirausahaan adalah hasil dari suatu disiplin, proses sistematis penerapan kreativitas dan keinovasian dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.
Sejalan dengan tuntutan perubahan yang cepat pada paradigma pertumbuhan yang wajar dan perubahan ke arah globalisasi yang menuntut adanya keunggulan, pemerataan, dan persaingan, maka dewasa sedang terjadi perubahan paradigma pendidikan. Pendidikan kewirausahaan telah diajarkan sebagai suatu displin ilmu tersendiri yang independen.[1] Hal itu menurut Soeharto Prawirokusuma (1997) dikarenakan,
  1. Kewirausahaan berisi "body of knowledge" yang utuh dan nyata (distinctive), yaitu ada teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.
  2. Kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu posisi "venture start-up" dan "venture-growth", ini tidak jelas masuk dalam kerangka pendidikan manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan kepemilikan usaha.
  3. Kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri
Disiplin ilmu kewirausahaan dalam perkembangannya mengalami evolusi yang pesat, yaitu berkembang bukan hanya pada dunia usaha semata melainkan juga pada berbagai bidang seperti bidang industri, perdagangan, pendidikan, kesehatan, dan institusi- institusi lainnya, misalnya birokrasi pemerintah, perguruan tinggi, dan swadaya lainnya.



Teori Life Path Change
Menurut Shapero dan Sokol (1982) dalam Sundjaja (1990), tidak semua wirausaha lahir dan berkembang mengikuti jalur yang sistematis dan terencana. Banyak orang yang menjadi wirausaha justru tidak memaluli proses yang direncanakan. Antara lain disebabkan oleh:
a. Negative displacement
Seseorang bisa saja menjadi wirausaha gara-gara dipecat dari tempatnya bekerja, tertekan, terhina atau mengalami kebosanan selam bekerja, dipaksa/terpaksa pindah dari daerah asal. Atau bisa juga karena sudah memasuki usia pensiun atau cerai perkawinan dan sejenisnya.
b. Being between things
Orang-orang yang baru keluar dari ketentaan, sekolah, atau penjara, kadangkala merasa seperti memasuki dunia baru yang belum mereka mengerti dan kuasai. Keadaan ini membuat mereka seakan berada di tengah-tengah dari dua dunia yang berbeda, namun mereka tetap harus berjuanfa menjaga kealngsungan hidupnya. Di sinilah biasanya pilihan menjadi wirausahaa muncul karena dengan menjadi wirausahan mereka bekerja dengan mengandalkan diri sendiri.
c. Having positive pull
Terdapat juga orang-orang yang mendapat dukungan membuka usaha dari mitra kerja, investor, pelanggan, atau mentor. Dukungan memudahkan mereka dalam mengantisipasi peluang usaha, selain itu juga menciptakan rasa aman dari risiko usaha. Seorang mantan manajer di sebuah perusahan otomotif, misalnya, yang memutuskan untuk masuk ke bisnis suku cadang otomotif, misalnya dengan bahan baku ban bekas, seperti stopper back door, engine mounting, atau mufler mounting. Perusahaan otomotif tersebut memberi dukungan dengan menampung produk mantan manajernya tersebut.

Teori Goal Directed Behavior
Menurut Wolman (1973), seseorang dapat saja menjadi wirausaha karena termotivasi untuk mencapai tujuan tertentu. Teori ini disebut dengan Goal Directed Behavior.
Teori ini hendak menggambarkan bagaimana seseorang tergerak menjadi wirausaha, motivasinya dapat terlihat langkah-langkahnya dalam emncapai tujuan (goal directed behavior). Diawali dari adanya dorongan need, kemudian goal directed behavior, hingga tercapainya tujuan. Sedangkan need itu sendiri dari skema muncul karena adanya deficit dan ketidakseimbangan tertentu pada diri individu yang bersangkutan (wirausaha).
.


Teori Outcome Expectancy
Bandura (1986) menyatakan bahwa outcome expectancy bukan suatu perilaku tetapi keyakinan tentang konskuensi yang diterima setelah seseorang melakukan suatu tindakan tertentu.

Tujuan terbentuknya enterpreneurship
a. Meningkatkan jumlah para wirausaha yang berkualitas
b. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat
c. Membudayakan semangat sikap, perilaku, dan kemampuan entrepreneurship dikalangan pelajar dan masyarakat yang mampu, handal, dan unggul
d. Menumbuhkembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat terhadap para siswa dan masyarakat
Faktor- Faktor pemicu enterpreneurship

Menurut David C. McCelland, faktor yang memicu seseorang menjadi entrepreneur adalah:
+ Motif berprestasi (achievement)
+ Optimisme (optimism)
+ Sikap-sikap nilai (value attitudes)
+ Status kewirausahaan (entrepreneurial status)


Sumber- sumber terkait : http://www.psychologymania.com
http://medinadenis.wordpress.com/2014/03/26/entrepreneur-kewirausahaan/